Gratis PPh 23

Kapan Saat Terutang PPh Pasal 23?

πŸ“… Dipublikasi: 23 Des 2025
πŸ‘οΈ Dilihat: 6 kali
πŸ•’ Diperbarui: 23 Desember 2025
✍️ Penulis: Admin

πŸ“ Pertanyaan Studi Kasus

Kapan Saat Terutang PPh Pasal 23?

βš–οΈ Dasar Hukum Terkait:

PP Nomor 94 Tahun 2010 (Pasal 15 ayat (3))

πŸ’‘ Pembahasan & Jawaban Lengkap


Jawaban dan Ketentuan Terkait

Pasal 15 ayat (3) PP Nomor 94 Tahun 2010

Pemotongan Pajak Penghasilan oleh pihak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) dan ayat (3) Undang-Β­Undang Pajak Penghasilan, dilakukan pada akhir bulan:

  • dibayarkannya penghasilan;

  • disediakan untuk dibayarkannya penghasilan; atau

  • jatuh temponya pembayaran penghasilan yang bersangkutan

tergantung peristiwa yang terjadi terlebih dahulu.

Penjelasan Pasal 15 PP Nomor 94 Tahun 2010


Saat terutangnya Pajak Penghasilan Pasal 23 Undang-Undang Pajak Penghasilan adalah pada

  • saat pembayaran,

  • saat disediakan untuk dibayarkan (seperti: dividen) dan jatuh tempo (seperti: bunga dan sewa),

  • saat yang ditentukan dalam kontrak atau perjanjian atau faktur (seperti: royalti, imbalan jasa teknik atau jasa manajemen atau jasa lainnya).

Yang dimaksud dengan "saat disediakan untuk dibayarkan":

  • untuk perusahaan yang tidak go public, adalah saat dibukukan sebagai utang dividen yang akan dibayarkan, yaitu pada saat pembagian dividen diumumkan atau ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan.

    Demikian pula apabila perusahaan yang bersangkutan dalam tahun berjalan membagikan dividen sementara (dividen interim), maka Pajak Penghasilan Pasal 23 Undang-Undang Pajak Penghasilan terutang pada saat diumumkan atau ditentukan dalam Rapat Direksi atau pemegang saham sesuai dengan Anggaran Dasar perseroan yang bersangkutan.

  • untuk perusahaan yang go public, adalah pada tanggal penentuan kepemilikan pemegang saham yang berhak atas dividen (recording date).

    Dengan perkataan lain pemotongan Pajak Penghasilan atas dividen sebagaimana diatur dalam Pasal 23 Undang-Undang Pajak Penghasilan baru dapat dilakukan setelah para pemegang saham yang berhak "menerima atau memperoleh" dividen tersebut diketahui, meskipun dividen tersebut belum diterima secara tunai.

Yang dimaksud dengan "saat jatuh tempo pembayaran" adalah saat kewajiban untuk melakukan pembayaran yang didasarkan atas kesepakatan, baik yang tertulis maupun tidak tertulis dalam kontrak atau perjanjian atau faktur.